TENTANG STT EKUMENE

SEJARAH

 

Sejarah STT Ekumene setidaknya sudah dimulai sejak 2012 dibawah kepengurusan dari beberapa hamba Tuhan yang memiliki kerinduan untuk memajukan pendidikan teologi Kristen. Pada masa itu kepengurusan STT Ekumene berada dibawah kepemimpinan dari Dr. Wempie Jules Lintuuran. Anggotanya terdiri dari Dr. Imron Widjaja, Dr. Kurnia Putrawan, Dr. Mikha Agus Widyanto, dan Dr. Lionarto Erson Jayadi. Pada masa itu STT Ekumene berada dibawah naungan Yayasan Jalan Lurus, yang diketuai oleh Dr. Sony Paago.

Pada 2012 tersebut STT Ekumene mendapatkan ijin penyelenggaraan pendidikan program studi sarjana pendidikan agama Kristen (S1 PAK). Seiring dengan kemajuannya kemudian pemberian ijin tersebut dilanjutkan dengan kepercayaan dari pemerintah kepada STT Ekumene untuk menyelenggarakan pendidikan program studi magister pendidikan agama Kristen (S2 PAK0, bahkan juga ijin penyelenggaraan pendidikan program studi doktor teologi (S3 Teologi). Ditambah lagi pada 2015 STT Ekumene diberikan ijin penyelenggaraan pendidikan program studi magister teologi (S2 Teologi).

Standar pengembangan dan mutu pendidikan yang digunakan oleh STT Ekumene tunduk pada standar akreditasi yang diselenggarakan oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) sebagai lembaga yang ditugaskan oleh Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk menilai kualitas penyelenggaraan pendidikan. Atas karunia dari Allah Bapa dan sebagai hasil dari kerja keras serta determinasi para pendidik di STT Ekumene, BAN-PT memberikan nilai lulus terakreditasi penyelenggaraan program studi S1 PAK pada 2014, S2 PAK 2015, dan S3 Teologi pada 2017.

Pada 2019 berdiri sebuah sinode baru yang disebut dengan Sinode Gereja Suara Kebenaran Injil (GSKI) dengan jumlah anggota jemaat tercatat pada 2018 sudah mencapai dua puluh ribu jemaat dan masih terus bekembang dengan pesat. Perkembangan yang demikian pesat sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama diperkirakan akan segera membutuhkan pelayan-pelayan jemaat yang memiliki pengetahuan teologi yang memadai. Pendirian GSKI sendiri bermula dengan kerinduan dari Pdt. Dr. Erastus Sabdono untuk mengembalikan pewartaan firman Tuhan secara konsekuen dan konsisten pada tiga pilar utama. Yaitu kesucian hidup, semangat hidup yang diarahkan kepada langit baru dan bumi baru, serta kehidupan yang bertanggung jawab dengan memaksimalkan potensi yang sepenuhnya dipersembahkan bagi kepentingan Tuhan.

Ditemukan kesamaan visi antara STT Ekumene dengan GSKI sehingga kemudian pada 2019 dibentuklah sebuah yayasan yang disebut dengan Yayasan Jalan Kebenaran. Yayasan yang baru dibentuk ini selanjutnya membawahi dan menjadi pemilik STT Ekumene. Dibawah kepemilikan dan manajemen yang baru diharapkan agar pengajaran firman Tuhan di GSKI yang sudah mulai dilaksanakan pada 2000 dan tersebar dalam berbagai bentuk pengajaran, antara lain: literatur, radio FM dan AM, televisi, internet, radio streaming, juga melalui berbagai acara-acara rohani, seperti pertemuan-pertemuan ibadah, Kebaktian Kebangunan Rohani, dan sejenisnya, serta melalui acara-acara yang berkualifikasi akademik seperti seminar, pengajaran di sekolah tinggi teologi, dan lain sebagainya, dapat diformulasisasikan dalam sebuah pendidikan formal.  Sehingga pada akhirnya semakin disebarluaskan secara maksimal sehingga dapat dikenal secara utuh oleh masyarakat luas.

Lagipula diharapkan bahwa STT Ekumene akan menjadi tempat bagi sarjana-sarjana teologi yang tidak hanya memiliki pengetahuan teologi, tetapi juga menghasilkan sarjana teologi yang mampu memeragakan kehidupan Yesus secara nyata. Mampu bersosialisasi dengan baik bukan hanya dengan sesama warga Kristen, tapi juga mampu bersosialisasi dengan seluruh masyarakat Indonesia yang majemuk. STT Ekumene mendidik para mahasiswanya untuk dapat mencapai idealisme pendidikan tersebut.

Pada akhirnya disadari dan diketahu bahwa dewasa ini tenaga ahli bidang teologi yang memiliki jenjang fungsional sebagai guru besar, atau profesor, masih sangat sedikit. Menyadari kekurangan tersebut, STT EKUMENE memfasilitasi para peneliti Kristiani untuk dapat menghasilkan karya-karya ilmiah di bidang teologi, supaya dapat mencapai jenjang fungsional sebagai guru besar tersebut.

Dengan alasan-alasan tersebut di atas, para hamba Tuhan di lingkungan Sinode GSKI mengusahakan dan memperjuangkan berdirinya STT Ekumene di bawah Yayasan Jalan Kebenaran, guna mendukung pelayanan pekerjaan Tuhan di muka bumi.

 

Visi STT Ekumene:

Menjadi Lembaga Pendidikan Teologi Yang Berwawasan Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dan Berdasarkan Kebenaran Alkitab Dalam Semangat Injili.

Misi STT Ekumene:

Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi Teologi yang Holistik Berdasarkan Kebenaran Alkitab dalam Semangat Injili, Yang Meliputi Penyelenggaraan:

    • Pendidikan Tinggi Teologi.
    • Penelitian Berdasarkan Kebutuhan Gereja dan Masyarakat.
    • Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Kontekstual Berkaitan dengan Permasalahan-permasalahan Gereja dan Masyarakat.

 

Dr. Erastus Sabdono – Ketua STT Ekumene

Sifat dan Tujuan STT Ekumene

 

Dengan pengelolaan STT Ekumene Jakarta di bawah Yayasan Jalan Lurus, dan ketua Dr. Erastus Sabdono tidak bisa melepas kenyataan warna STT Ekumene yang menjadi bagian dari keluarga besar Sinode GSKI, akan tetapi baik mahasiswa maupun dosen-dosennya berasal dari wilayah Nusantara. Bahkan bukan saja warna Nasionalnya tetapi juga warna interdenominasinya yang terus dibina sampai sekarang baik dosen ataupun alumni STT Ekumene Jakarta merupakan aktivis bukan hanya di gereja di bawah sinode GSKI tetapi juga di gereja-gereja lain di luar dari Sinode GSKI. Dalam perjalanan dan perkembangan STT Ekumene Jakarta turut mengembangkan program-program studi yang menjawab kebutuhan gereja, masyarakat dan bangsa.

Mengapa Memilih STT Ekumene ?

  • Terakreditasi BAN-PT.
  • Berdasarkan ajaran yang Alkitabiah dalam semangat Injili.
  • Memiliki tenaga pendidik yang kompeten.
  • Diampu oleh para pengajar yang berpendidikan baik dan berpengalaman (praktisi).
  • Dosen-dosen yang bukan hanya mengajar tetapi memberi impartasi pengalaman.
  • Mahasiswa dan alumni yang berkomitmen pada pelayanan gerakan (movement) kekristenan di Indonesia.
  • Sekolah yang berkomitmen kepada pengembangan kepemimpinan berkarakter Kristus.
  • Memiliki perpustakaan dengan koleksi buku lebih dari 10 ribu judul buku, e-book lebih dari 25 ribu judul buku, puluhan jenis jurnal, e-katalog untuk membantu pencarian buku yang diperlukan.
  • Jaringan wifi tersedia di seluruh area kampus.
  • Tersedia asrama bagi mahasiswa/i.

Motto dan Lambang

Motto STT Ekumene adalah : “Veritas Vos Liberabit” yang berarti “Kebenaran itu akan memerdekakan kamu”.

 

Arti Lambang STT Ekumene adalah :

  • Perisai melambangkan iman.
  • Salib melambangkan pengorbanan Kristus sebagai bukti kasih Allah kepada manusia.
  • Kaki dian yang keluar dari salib dan Alkitab melambangkan terang yang terpancar dari sumber kasih dan kebenaran bagi dunia.
  • Buku melambangkan Alkitab sebagai sumber kebenaran
  • Veritas vos liberabit yaitu motto STT Ekumene.
  • Pita melambangkan pemersatu.
  • Tujuan STT Ekumene tercermin dalam logo di atas, yaitu: menghasilkan lulusan yang beriman teguh (perisai) kepada pengorbanan Kristus sebagai pusat karya        keselamatan Allah bagi dunia (salib) yang didasarkan kepada kebenaran Ilahi (Alkitab) hingga akhirnya mampu memancarkan terang yang berasal dari kasih dan      kebenaran tersebut bagi dunia (kaki dian). Semuanya dipersatukan dengan semangat untuk memberitakan Injil yang memerdekakan umat manusia (pita dan            tulisan veritas vos liberabit).